Kisah Haman dan Fir'aun di Zaman Nabi Musa

Ini adalah artikel bagian 2 yang merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya "Haman: Menteri Segala Urusan Zaman Fir'aun"

Kisah-kisah kaum terdahulu yang diceritakan dalam Al-qur'an ini semoga menjadi pelajaran untuk kita semua, Allah berfirman:

Dan berkata Fir'aun: " Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta." (QS. Al-Qashas [28]:38)

Haman Menteri Segala Urusan di Zaman Fir'aun
Sumber gambar: http://globaltab.net/Articles/ArticleDetail/10123
Lanjutan dialog Haman dan Fir'aun sambungan dari artikel sebelumnya.

"Sekarang Haman! Kuperintahkan buatkan aku menara pencakar langit agar aku bisa melihat Tuhannya Musa!" ujar Fir'aun tertawa dengan penuh kesombongan disertai gelak tawa Haman dan pengikutnya.

Haman memang terkenal hebat bersilat lidah menjilat penguasa. Haman berkilah dengan argumentasi jeniusnya.

"Wahai Fir'aun, kali ini saya keberatan membuatkan Anda menara pencakar langit itu untuk bisa melihat Tuhannya Musa!" ujar Haman seraya membungkuk.

"Hah! Apa katamu?!! Kamu keberatan?!!" Fir'aun terbelalak matanya.

"Iya paduka, saya keberatan!" jawab Haman penuh tipu muslihat.

"Apa kamu sudah mau berbuat makar seperti Musa?! Apa kamu sudah membangkang seperti para penyihir itu?" tanya Fir'aun mulai geram.

"Tidak paduka Raja Fir'aun yang Mahatinggi! Hamba masih tetap setia!" jawab Haman tersenyum.

"Lantas kenapa kamu keberatan, hah?!! Apa kamu tidak sanggup membangunkan infrakstruktur untuk rajamu ini?!" Fir'aun mulai tak sabar menunggu jawaban Haman.

"Bukan begitu Paduka Raja Fir'aun!"

"Lantas?!" tanya Fir'aun.

"Meskipun kita bangunkan menara langit, kita tidak akan temukan Tuhan Musa di sana!" jawab Haman meyakinkan.

"Kenapa? Ada apa?!" tanya Fir'aun mengernyitkan keningnya.

"Sebab Tuhan Musa itu tidak ada. Hanya engkaulah Tuhan itu. Hanya dirimu pemilik Mesir dan Nil ini. Engkau Fir'aunyang Tinggi!" ujar Haman menyanjung Fir'aun sekaligus melecehkan Tuhan Musa.

Lantas Fir'aun berterik di hadapan rakyatnya "Ana Rabbukumul "Ala! Akulah Tuhan kalian yang Tinggi!"

Demi mendengar sanjungan sedemikian tinggi dari Haman, kian melambunglah kecongkakan Fir'aun dengan segala kepercayaan dirinya. Sujud sembahlah mereka yang terlanjur mengagumi Fir'aun dengan segala keyakinannya.

Itulah sekilas deskripsi Haman yang dideskripsikan oleh Ibnu Katsir di dalam Qishashul Anbiya. Begitulah peran sentral Haman yang monemental dengan segala kejahatan dan sifat penjilatnya. Dia tampil sebagai tokoh antagonis kedua setelah Fir'aun.

Meski dia bukan seorang Fir'aun, boleh jadi peran sentralnya melebihi seorang Fir'aun sekalipun, sebab dialah penasehat dan pembenar segala kesalahan dan kezhaliman Fir'aun.

Dan begitulah sejarah selalu berulang pada setiap zamannya. Begitulah al-Qur"an mengajari kita sejarah.

Tugas kita bukan membenci Fir'aun atau pun Haman, akan tetapi tugas kita hari ini meneguhkan terus berjuang bersama siapa? Bersama Musa ataukah Fir'aun, Haman atau kah ulama Fir'aun bernama Bal"aun bin Aura.

Jika tidak mampu menjadi Musa, minimal kita tak menjadi musuhnya atau menjadi pengikut Bani Israel yang terkesan netral; tidak memiliki prinsip kebenaran yang harus diperperjungkan dengan mengatakan, "Pergilah engkau wahai Musa berperang berdua bersama Tuhan kamu, kami hanya ingin duduk menunggu saja di sini!" (*)

Baca bagian 1: Haman: Menteri Segala Urusan Zaman Fir'aun

-------

Dalam Alquran, nama Haman disebutkan sebanyak enam kali. Masing-masing terdapat pada Alqashash (28) ayat 6, 8, dan 38; surah Al-Ankabut (29) ayat 39; dan surah Almu'min (40) ayat 24 dan 36.

"Dan, berkata Firaun, 'Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, yaitu pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta'." (Almu'min: 36-37).

"Dan, berkata Firaun, 'Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka, bakarlah, hai Haman, untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa. Dan, sesungguhnya, aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta'." (QS Alqashash: 38).

Begitulah kisah Haman dan Fir'aun yang sudah sangat masyhur di telinga kita yang kita ketahui akhirnya Fir'aun dan Bala Tentaranya mati di laut Merah atas Mukjizat Nabi Musa yang diberikan Allah tongkat yang bisa membelah lautan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel