Hukum Memplesetkan "Takbir” Menjadi "Take beer", Hati-hati Bisa Fatal

Hukum Memplesetkan "Takbir” Menjadi "Take beer"
Ilustrasi, foto radit/redd.it

Assalamu'alaikum sahabat semuanya, kali ini pembahasan kita adalah mengenai hukum memplesetkan Takbir.

Teriakan Takbir yang kemudian disambut "Allahu Akbar" seringkali menjadi jandaan orang-orang menjadi "Take a Beer" atau "Take bir". Padahal arti teke a beer sendiri dalam bahasa Inggris adalah "mengambil bir" atau "mengambil sebuah bir".

Disoasial media seringkali banyak orang yang membuat ini sebagai candaan, kalau yang mengolok-olok adalah orang non muslim sih masih mending, mereka melakukan itu mungkin karena tidak tahu atau memang sengaja inngin melecehkan ajaran Islam. Ini menjadi parah jika hal tersebut dilakukan oleh seorang yang mengaku muslim.


Bahkan baru-baru ini seseorang yang sudah sangat terkenalpun melakukan ini, yang kemudian iapun minta maaf. [Baca: Candaan Gus Azmi Askandar "Take a Beer" Diingatkan Agar Bertaubat]

Nah ternyata perbuatan ini bisa sangat fatal loh guys, bahkan Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa hukumnya sangat berat yaitu bisa keluar dari agama Islam. Beliau berkata,

‏ فإن الاستهزاء باللّه وآياته ورسوله كفر مخرج عن الدين لأن أصل الدين مبني على تعظيم اللّه، وتعظيم دينه ورسله

“Mengolok-olok dalam agama, ayat Al-Quran dan Rasul-Nya termasuk kekafiran yang bisa mengeluarkam dari Islam, karena agama ini dibangun di atas pengagungan kepada Allah, agama dan Rasul-Nya.” [Tafsir As-Sa’diy]

Hal ini pernah terjadi di zaman nabi loh kawan-kawan, di mana ada  orang Yahudi  yang memplesetkan kata “raa’inaa” menjadi “ru’uunah”. “Raa’inaa artinya “kamu memperhatikan kami” diplesetkan menjadi makna buruk yaitu “ru’uunah” yang artinya sangat dungu atau tolol. Oleh karena itu, kaum muslimin diperintahkan mengganti kata “raa’inaa” menjadi “undzurnaa”. Bahkan hal ini menjadi abab turunnya sebuah ayat loh.

Kisah ini diabadikan di dalam Alquran:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انظُرْنَا وَاسْمَعُوا ۗ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): “Raa’ina”, tetapi katakanlah: “Unzhurna”, dan “dengarlah”. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.” (QS. Al-Baqarah[2]: 104)

Ibnu Katsir menjelaskan,

وذلك أن اليهود كانوا يعانون من الكلام ما فيه تورية لما يقصدونه من التنقيص عليهم لعائن الله فإذا أرادوا أن يقولوا : اسمع لنا يقولون : راعنا . يورون بالرعونة

“Hal ini karena orang yahudi memaksudkan tauriyah (kode tidak langsung) untuk bermaksud merendahkan, dengan maksud mereka mengatakan ‘raa’inaa’ dengan ‘ru’uunah’”. [Tafsir Ibnu Katsir]

Demikian juga orang Yahudi memplesetkan kalimat salam yang seharusnya "Assalamu'alaikum" yang artinya "keselamatan bagi kalian" menjadi “as-saamu ‘alaikum” yang artinya “semoga kematian menimpamu”.

Karena Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

ان اليهود اذا سلموا وقالوا : السام عليكم, فقولوا : وعليكم

“Orang Yahudi apabila mengucapkan salam dan mengucapkan as-saamu ‘alaikum (semoga kematian menimpamu), maka jawablah Wa’alaikum’ (dan demikian juga bagimu)” (HR. Muslim).

Nah semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kalian ya guys, dan memahamkan kita untuk tidak mengolok-olok agama sendiri, karena akibatnya bisa sangat fatal.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel